Minggu, 01 Agustus 2010

PAHLAWAN TANA TORAJA " PONGTIKU "


Pongtiku, Pahlawan Rakyat Toraja
Ini adalah benda besar pertama yang saya lihat begitu turun dari bus Litha jurusan Rantepao selain Tongkonan tentunya! Benda ini terletak dekat sekali dengan Pasar Rantepao, hanya berjalan beberapa langkah saja. Di pagi yang dingin dan berkabut itu, saya mendekati monumen itu sebelum mencari hotel tempat saya menginap. Tanah masih basah entah bekas embun atau apa. Saya masih keleyengan bekas muntah di bus tadi dalam perjalanan.
Pongtiku (atau sering dipanggil Ne Baso) adalah tokoh asal Pangala, Tana Toraja yang turut mengusir penjajah Belanda dari Bumi Sulawesi Selatan terutama wilayah Tana Toraja. Perjuangan beliau bermula pada tahun 1906, tahun masuknya Belanda ke Tana Toraja hingga tahun 1907. Beliau merasa terusik dengan kehadiran Belanda yang bermaksud untuk memonopoli perdagangan kopi Toraja milik keluarga Pongtiku. Saat itu, perdagangan kopi menjadi primadona dimana Datu Luwu (di utara) dan para Bangsawan Sidenreng (di selatan) berjuang untuk mendapatkan kopi Toraja. Heroiknya perjuangan Pongtiku dan rekan-rekan berhasil dipatahkan berkat tipu muslihat Belanda. Akhirnya, Pongtiku dieksekusi di tepi Sungai Singki, Rantepao pada tahun 1907. Berkat perjuangan beliau mengusir penjajah Belanda dari Tana Toraja, kini beliau bergelar pahlawan nasional. Kegiatan beliau mengusir penjajah dapat disaksikan pada bagian pedestal patung yang berbentuk prisma ini. Di setiap sisi pedestal, terdapat relief timbul kegiatan perjuangan rakyat Sulawesi Selatan mengusir penjajah Belanda di Bumi Toraja. Pongtikulah pemimpin pergerakan tersebut. Kini, namanya diabadikan menjadi nama bandara Toraja di Rantetayo. Nama bandara tersebut adalah Pongtiku. Bandara ‘kecil’ ini hanya melayani rute Toraja – Makassar seminggu dua kali yakni selasa dan jumat. Patung Pongtiku yang berukuran besar pun dapat ditemukan di tengah-tengah kolam buatan di tengah Kota Makale.
Patung Pongtiku pada monumen ini digambarkan sedang menunggang kuda. Dua kaki depan kuda yang tidak menapak tanah menggambarkan bahwa Pongtiku tewas dalam peperangan. Tidak ada informasi apapun di sekitar monumen yang dapat membantu menjelaskan tujuan monumen itu atau siapa Pongtiku itu. Daerah sekeliling monumen memang terletak di dekat pasar dan berada dalam kondisi berantakan –entah memang biasanya berantakan atau sedang dalam renovasi-. Sayang sekali, harusnya informasi yang diberikan lebih banyak agar pelintas –bisa jadi, wisatawan asing- bisa melihat dan mengetahui sejarah tentang pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Tana Toraja, Pongtiku
href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2yYi3qv7o73AyFNF3CPMXH4T5J52C6aHX2BoXcit0WCF88RkiM288BoyCU_GecYELpdGyQfjCWjMbc8uHoz9leUt6iOX6Xg4b2l6JW_qkDilY-O0C-yUkicGigPFJgYgo9Pm8F0_jHP_6/s1600/IMG_9719.JPG">

Tidak ada komentar:

Posting Komentar